Sabtu, 09 Mei 2009

rengkuhku

raga menangis
ketika jiwa tersesat di lembah ragu
tak pernah kering air mata
ketika tetap sama
gali jiwaku
rengkuh intan jiwaku
agar tak jatuh
terperosok
terbanting
tercabik




ve
jogja,15 april 2002

pahitnya piala

termenung di keterbatasan
ketika sadar
memang harus kuminum piala
meski tak sepahit pialaMu
tak Kau biarkan
pialaku berlalu dari padaku
kuteguk tanpa sanggup kutolak
bagaimana kubisa bertahan tanpaMu
pahitnya kadang bunuh jiwaku
katakan ku harus bertahan
sampai di kesudahan





ve
jakarta, 12 april 2002

pasrah

hujan jatuh ke bumi
tlah letih hidup
kesetiaan tanpa makna
tak sepatahpun menghujat
ketika semua hilang
tinggalkan goresan
tinggal jiwa dibadan
semua terasa sesak
tersesat salah arah
mata mencari dalam pekat
akhirnya semua terserah titahMu




ve
jogja, 19 maret 2002

dan kau harus jujur

lihat dirimu
tatapan matamu penuh cinta
bibirmu berbahasa cinta
katamu sejak sua pasangan jiwamu
bersimpuh di altar jiwanya
kenapa tak kau ungkapkan
membiarkan jiwanya buta
katakan...
jiwamu tlah letih kelana
dan mendamba dermaga
biar dia ketuk jiwamu





ve
jogja,16 maret 2002

kekasih jiwaku

secawan anggur hatiku
tumpah di raga jiwamu
sinar matamu
tak mampu kata
pun beribu bahasa
hanya jiwa kuasa ungkap rasa
bahasa jiwaku berucap
mengasihimu tiada batas
karena kau adalah cinta




ve
jogja,16 maret 2002

hanyut

hati seperti air bah
memaksa datang padamu
kupuja
ketika tak kuasa lagi
kucinta
lebih dari diriku
berarak
bergelombang
ia datang padamu




ve
jogja,16 maret 2002


mazmurku

dalam kehangatan amarahMu
di tepian aliran jiwaMu
kucium kakiMu dengan getar jiwaku
jangan binasakanku di kedalaman wajahMu
kubunuh raga belenggu jiwa
tolong aku di kepekatan
di ketidaknyamanan
selamatkanku dari terik jiwaku





ve
jogja,07 maret 2002

berkat yang mengagumkan

ku dibunuh nyata
raga terbanting berkeping
menggapai dalam pekat
indah itu
sesuatu mengagumkan
seperti bintanga di pekat malam
ketika jiwa selami makna





ve
jogja 08 maret 2002

bertemu lagi

suaramu menyingkap kenangan
ketika kupuja
luluh tiada daya
tatap mata remukanku
ah terlalu kuat
tak kuasa tertahan
tapi tertampara nyata




ve
jogja,07 maret 2002

mata airku

jadilah mata airku
dikerontang jiwaku
ceburi hausku dengan kasihMu
hingga jiwa henti kelana
diantara cadas hidup
disunyi malam
tersungkur lutut
lirih sebut namaMu




ve
jogja, 07 maret 2002

skeptis 2

kusingkap selimut ragu
dari persembunyian pesonaMu
sampai disinikah
segalanya terasa pucat
tak berjiwa
ataukah sekedar norma

skeptis 1

berkali kuselami
kubuka lembar jiwa
kucari pesona hati
tetapi dia tetap beku
atau itu secuil ragu
untuk satu
kepingan jiwa menindih cinta
segalanya masih tanya




ve
jogja 1 februari 2002

sajak pagi buta (buat hendy n udin)

mulutku terkunci
ketika mimpi datang pagi ini
rindu sahabat kalbu
gelak tawa
menyirnakan duka menahun
binar mata menahun
demi Tuhan jiwaku
jangan kuburkan aku dalam kenangan
jangan ikuti resah itu
aku tidak kokoh sepertiMu
aku bukan bintang yang setia bersinar
aku adalah langit itu
bulan kadang datang
menerangi biruku
saat bulan tak datang
biruku tak lagi biru



ve, jogja 15 januari 2001
really miss u guys..

refleksi

jiwaku tak suci
aku bukan Dia
berontak separuh jiwa
aku adalah gading
ketika hari tlah pergi
luluh air mata jiwa
retak luka itu
hausku secitra denganMu



ve
jogja, 14 januari 2001

Jumat, 08 Mei 2009

Di suatu siang

lelah
ketika tersadar
hidup memang harus dibiarkan begitu
seperti air sungai mengalir tenang
membersihkan
menyingkirkan
sampai ditujuan
lihat semua berlalu
tanpa hasrat hentikan aliran
segala kepingan
mengalir tenang
tanpa bisa terbendung
dengan segala kotornya




ve

jakarta, 23 november 2001

dan karena cinta adalah tanpa syarat

terasa manis
ketika cinta sekadar menyentuh permukaan
terasa pahit
ketika cinta gagal menyentuh kedalaman
karena cinta adalah tanpa syarat
lebih dari sekedar kebersamaan raga dan jiwa
untuk pahami diri dan dikau






ve
Jakarta 18 mei 2001

wajahmu adalah inspirasi

terjaga dalam suatu ruang
meronta dalam kesetiaan
suatu wajah menari dalam imajinasi
mabuk di ruang rindu
telah penat naiki kuda zaman
dengan pelana hidup yang tak terganti
mengukir wajah dalam keabadian
dan membingkai dalam kesetiaan





dan akhirnya jiwamu membawa lari jiwaku
menarik tanganku dalam getaran itu..


yokyakarta, 6 Nopember 2002